Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 324 322551

Email

tips@iainmadura.ac.id

Harirah, Lulusan Terbaik TIPS 2025: Penghargaan Sejati Itu Saat Kita Jujur pada Diri Sendiri

  • Diposting Oleh Genesis_web
  • Rabu, 16 Juli 2025
  • Dilihat 62 Kali
Bagikan ke

Senyum haru dan syukur terukir jelas dari wajah Harirah, mahasiswi angkatan 2021, saat meraih penghargaan akademik yang membanggakan. Meski hanya satu nama yang tertera di ijazah—Harirah, namun kisah dan perjuangannya penuh makna.

“Jujur, rasanya senang dan terharu. Tapi di sisi lain juga merasa sedikit terbebani, karena pada akhirnya, gelar yang diberikan itu harus dipertanggungjawabkan dengan baik,” ucapnya dengan penuh kesadaran.

Bagi Harirah, capaian akademik bukan sekadar angka di transkrip. “Menurut kakak, capaian ini baru akan benar-benar jadi penghargaan ketika kita memperolehnya dengan sungguh-sungguh dan jujur. Penghargaan akademik itu nggak selalu soal nilai tinggi, tapi tentang kejujuran kita terhadap proses dan keyakinan bahwa sebenarnya kita bisa, kalau kita konsisten,” jelasnya.

Setiap orang punya gaya belajar masing-masing, dan Harirah tidak malu mengakui caranya yang unik. Ia fokus saat di kelas dengan duduk di barisan depan agar tidak terdistraksi. Saat mengerjakan tugas, ia lebih nyaman mengerjakannya bersama teman-teman—biasanya di rumah Imel atau di kos teman lain.

“Aku juga sering kebangun tengah malam, bukan karena rajin, tapi karena susah tidur. Di waktu itu biasanya aku baca buku, kadang novel, kadang teori. Kalau udah bosen ya main sebentar, lalu balik belajar lagi,” ungkapnya sambil tertawa kecil.

Untuk persiapan ujian, Harirah mengandalkan review singkat sebelum masuk kelas bersama teman-temannya. “Intinya sih aku paling fokus belajar pas dosen ngejelasin dan pas tengah malam menuju subuh.”

Prestasi ini, menurutnya, bukan milik pribadi. “Aku bisa sampai di titik ini karena orang-orang di sekelilingku,” kata Harirah. Ia menyebut nama-nama seperti Ardini Farzana, Amalia, Imel, dan Delia sebagai sosok penting yang selalu ada—mulai dari mendukung, menemani ke kampus, hingga menjadi tempat berbagi.

“Ada juga dosen-dosen IPS yang sabar banget dan tetap semangat membimbing kami meski fasilitas terbatas. Kakak nggak mau mereka kecewa,” tambahnya. Dengan suara lirih, Harirah juga menyebut adanya seseorang yang ingin ia buat bangga, meski tak bisa ia sebutkan namanya. “Meski sampai sekarang, kayaknya nggak bisa,” katanya pelan.

Harirah mengaku masih suka menunda pekerjaan, namun ia punya strategi untuk mengatasinya: membuat daftar tugas dan target dengan tenggat waktu yang jelas. Daftar itu ditempel di dekat kasur dan disimpan di ponsel. “Kalau target tercapai, boleh main game. Kalau belum ya jangan main,” jelasnya, sambil tertawa.
Dia juga menekankan pentingnya memilih organisasi yang benar-benar membawa manfaat. “Kalau enggak bermanfaat, nggak usah sungkan buat keluar. Kita harus jujur pada diri kita sendiri.”

Bagi Harirah, pengalaman paling membekas justru datang dari PLK dan KKN. “Waktu PLK, aku ngerasa dikasih kepercayaan dan tantangan. Bisa lihat karakter asli teman-teman, dan belajar tentang dunia luar. Kalau KKN, lebih ke pengalaman berharga dan orang-orang berharga yang aku temui.”
“Jangan insecure sama diri kalian. Jangan bandingin diri kalian sama orang lain. Bandingin aja dengan diri kalian yang dulu: apa sekarang udah lebih baik? Nggak peduli kalian punya fasilitas atau enggak, semua orang bisa kalau mereka mau berusaha,” tegasnya.

Menurut Harirah, membandingkan diri dengan orang lain hanya akan membuat kita terjebak dan lupa berkembang.
Harirah berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya, serta bisa lebih bahagia di masa depan.

Untuk prodi, ia berharap bisa lebih maju dan berani berinovasi. “Semoga juga didukung oleh kampus,” harapnya.

Sedangkan untuk kampus dan lingkungannya secara umum, ia berpesan: “Semoga kompetisinya lebih fair dan lebih bersih."