Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 324 322551

Email

tips@iainmadura.ac.id

Ach. Fauzan Riskiyanto Raih Wisudawan Terbaik Prodi Tadris IPS dalam Wisuda Ke-41 IAIN Madura

  • Diposting Oleh Genesis_web
  • Selasa, 22 Juli 2025
  • Dilihat 40 Kali
Bagikan ke

Pamekasan – Momen haru dan penuh kebanggaan menyelimuti Wisuda Ke-41 IAIN Madura, khususnya bagi Ach. Fauzan Riskiyanto, yang berhasil meraih gelar Wisudawan Terbaik Prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (TIPS). Bagi Fauzan, pencapaian ini bukan hanya sekadar prestasi akademik, tetapi juga menjadi titik balik penting dalam perjalanan intelektual dan emosionalnya.

“Saya sangat senang dengan prestasi ini. Selama kuliah, saya belum pernah mendapatkan prestasi apapun. Menjadi wisudawan terbaik seakan memecah kebuntuan dalam pikiran saya yang selama ini diliputi rasa pesimis, seolah apa yang saya lakukan selama ini tidak ada hasilnya,” ungkapnya jujur.

Dalam perjalanan akademiknya, Fauzan tidak lupa menaruh hormat dan terima kasih kepada sosok-sosok penting yang telah berperan besar dalam kesuksesannya. Kedua orang tua menjadi pilar utama, yang senantiasa mendukung dan mendoakan tanpa lelah. “Tanpa mereka, sulit rasanya melewati masa-masa kuliah yang penuh tantangan, terutama di semester 4 hingga 6 yang terkenal berdarah-darah,” kenangnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada para dosen di Prodi TIPS yang telah mendidik dan membimbingnya, meskipun ia mengaku cukup idealis dalam bersikap. Tak ketinggalan, teman-teman seangkatannya di kelas A TIPS 2021 menjadi wadah pertama tempatnya mempraktikkan ilmu yang ia peroleh, sekaligus indikator sejauh mana pemahamannya terhadap materi kuliah.

Meski mengaku tidak mengetahui secara pasti kapan potensi menjadi wisudawan terbaik mulai terasa, Fauzan menyebut bahwa ambisi itu sempat hadir di awal masa perkuliahan. Namun, ia mengaku ambisi tersebut memudar karena perenungannya atas masa lalu dan nilai-nilai kolektifitas yang ia pelajari selama di madrasah.

“Guru matematika saya di MAN 1 Pamekasan pernah berkata: jika kamu sudah menguasai suatu materi, maka ajarkanlah pada temanmu. Selama itu kamu tak akan tersalip kecuali atas izin Allah. Sejak itu saya sadar, berada di puncak sendirian itu tidak menyenangkan. Lebih baik lama mendaki asalkan bersama teman-teman,” tuturnya.

Mengenai kebiasaan belajar, Fauzan mengaku lebih nyaman belajar di rumah. Ia memanfaatkan waktu pagi, sore, dan malam hingga pukul 21.00 untuk memperdalam pemahaman. Ia menyarankan kepada mahasiswa untuk membangun kebiasaan membaca secara konsisten sebagai gerbang awal proses belajar.

Ditanya tentang motivasinya, Fauzan menjawab dengan sederhana namun penuh makna: “Saya suka menolong orang memahami pelajaran.” Ia bahkan menganggap gelar ini sebagai hasil keberuntungan, bukan semata kecerdasan. “Prestasi ini adalah hasil dari upaya membangun keberuntungan itu dengan membantu sesama memahami materi kuliah.”

Namun, perjalanan akademiknya tidak lepas dari tantangan berat, baik dari teman sekelas hingga dosen. Ia mengaku sempat kecewa dengan sikap sebagian mahasiswa yang malas serta seorang dosen yang ia sebut sebagai “dosen anomali” karena sikap arogan dan ketidaksiapan mengajar. Fauzan menyayangkan sikap pasif rekan-rekan dosen lainnya dalam menyikapi situasi tersebut. Ia bahkan menyatakan bahwa pengalaman tersebut telah membangkitkan amarah dan kekecewaannya yang mendalam.

“Saya sudah berada pada level ‘benci’ dibanding ‘tidak suka’. Dosen itu tidak mengajar, bahkan tak menguasai mata kuliah favorit saya. Jika kamu bodoh, keluarlah! Jangan karena gengsimu kamu menyusahkan mahasiswa,” ujarnya lantang dalam wawancara.

Meskipun demikian, Fauzan tetap memuji sistem akademik Prodi TIPS yang menurutnya unggul dan tegas dibanding prodi lainnya. Ia berharap prodi ini tetap menjadi ruang belajar yang kondusif dan bebas dari oknum-oknum yang merusak atmosfer akademik.

Kepada adik tingkat, ia berpesan untuk tidak tunduk pada tekanan yang tidak adil. “Jangan sekali-kali kalian menundukkan kepala kalau kalian benar. Lawan! Jangan mau dijadikan sapi perah. Kalian merdeka dan berhak berpikir serta mengekspresikan pendapat tanpa intervensi,” serunya.

Sebagai penutup, Fauzan mengungkapkan harapannya ke depan: mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang akademiknya dan memperbaiki kondisi finansial sebelum berumah tangga. Untuk Prodi TIPS, ia menitipkan pesan penting agar “kanker” akademik yang ia maksud bisa segera dibasmi.

“Sudah cukup saya yang merasakan marah ini. Jangan sampai ada lagi mahasiswa yang mengalaminya. Jika TIPS ingin maju, jangan biarkan penyakit ini berlarut-larut.”